Tidak ada satu pun bahasa yang sudah memiliki kosakata yang lengkap dan tidak memerlukan ungkapan untuk gagasan, temuan, atau rekacipta yang baru.
Dan tahukah kamu?
Rasul pernah meminjam bahasa lain sebagai salah satu kosakatanya.
Simak hadis riwayat Bukhari (5.845) berikut:
حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ حَدَّثَتْنِي أُمُّ خَالِدٍ بِنْتُ خَالِدٍ قَالَتْ
أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثِيَابٍ فِيهَا خَمِيصَةٌ سَوْدَاءُ قَالَ مَنْ تَرَوْنَ نَكْسُوهَا هَذِهِ الْخَمِيصَةَ فَأُسْكِتَ الْقَوْمُ قَالَ ائْتُونِي بِأُمِّ خَالِدٍ فَأُتِيَ بِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَلْبَسَنِيهَا بِيَدِهِ وَقَالَ أَبْلِي وَأَخْلِقِي مَرَّتَيْنِ فَجَعَلَ يَنْظُرُ إِلَى عَلَمِ الْخَمِيصَةِ وَيُشِيرُ بِيَدِهِ إِلَيَّ وَيَقُولُ يَا أُمَّ خَالِدٍ هَذَا سَنَا وَيَا أُمَّ خَالِدٍ هَذَا سَنَا وَالسَّنَا بِلِسَانِ الْحَبَشِيَّةِ الْحَسَنُ قَالَ إِسْحَاقُ حَدَّثَتْنِي امْرَأَةٌ مِنْ أَهْلِي أَنَّهَا رَأَتْهُ عَلَى أُمِّ خَالِدٍ
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid, telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Sa’id bin ‘Amru bin Sa’id Al ‘Ash bahwa dia berkata, telah menceritakan kepadaku Ayahku, telah menceritakan kepadaku Ummu Khalid binti Khalid bahwa dia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah diberi baju yang bersulam sutera.
Lalu beliau bersabda, “Menurut kalian, siapa yang paling berhak untuk memakai kain ini?”
Orang-orang pun diam.
Beliau lalu bersabda, “Datangkanlah Ummu Khalid kepadaku!”
Beliau lantas memberikan kain tersebut dan memakaikannya kepadanya.
Setelah itu beliau bersabda, “Semoga tahan lama hingga Allah menggantinya dengan yang baru (panjang umur).”
Beliau mengatakannya dua kali.
Lalu beliau melihat corak warna baju itu.
Sambil menunjukkan tangannya kepadaku, beliau bersabda, “Wahai Ummu Khalid, ini sanah! Wahai Ummu Khalid, ini sanah .”
Sanah bagai orang-orang Habasyah bermakna bagus.
Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku seorang wanita dari keluargaku bahwa dia pernah melihat Ummu Khalid mengenakan pakaian tersebut.
Tak hanya terjadi pada zaman Rasulullah, kosakata/istilah bahasa asing pun masuk ke dalam bahasa kita, bahasa Indonesia.
Kosakata/istilah tersebut masuk bersama dengan masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi -bahkan kebudayaan- ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Nah..
Para ahli bahasa kita telah merumuskan pedoman umum pembentukan istilah.
Perumusan tersebut kemudian disahkan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 146/U/2004 tentang Penyempurnaan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Ngomong-ngomong, hadis pada tulisan di atas terdapat doa untuk orang yang mengenakan pakaian baru.. 😊
Demikian. Semoga semakin mencintai bahasa Indonesia.. 🇮🇩😎